Nama :A.Almanda s (18 0202 0158)
Kelas :BIG A/4
Mengetahui pemahaman siswa MA Al-mawasir Lamasi kelas X IPA terhadap tata bahasa dalam membuat cerita dalam bahasa Inggris
Abstrak: Penelitian ini bermaksud untuk mengetahui seberapa besar pemahaman siswa MA Al-mawasir lamasi kelas X IPA terhadap tata bahasa dalam membuat atau menulis sebuah teks cerita dalam bahasa Inggris,serta mengetahui kesalahan- kesalahan gramatikal/ tata bahasa siswa dalam membuat cerita dalam bahasa Inggris.adapun tujuan dari penelitian ini yaitu: mengetahui pemahaman tata bahasa siswa dalam membuat cerita bahasa Inggris, serta untuk mengidentifikasi, menganalisis kesalahan gramatikal siswa dalam membuat teks bahasa Inggris.
Kata Kunci: mengetahui, menganalisis, kemampuan bahasa Inggris siswa MA Al-mawasir lamasi dalam membuat teks cerita dalam bahasa Inggris.
Pendahuluan: Bahasa adalah Sistem komunikasi suara yang digunakan manusia sebagai media untuk saling memahami. Bahasa memegang peran penting dalam kehidupan kita. Bahasa memiliki begitu banyak keterkaitan dengan berbagai aspek kehidupan manusia sehingga dapat dipelajari dari berbagai sudut pandang. Linguistik adalah kajian mengenai manusia. Adalah
wajar bagi manusia membuat kesalahan. Banyak usaha telah dilakukan untuk menunjukkan keunikan bahasa bagi manusia. Manusia yang sering disebut
sebagai homo sapiens juga memiliki istilah lain yaitu homo loquens. Hal ini terkait dengan kebijaksanaan manusia yang merupakan konsekuensi dari bahasa yang dimilikinya. Oleh karena itu, linguistik seringkali dianggap sebagai kajian langsung
mengenai umat manusia dan semestinya menjadi ilmu yang paling manusiawi dari semua disiplin ilmu.Kesalahan adalah hal yang unik dari manusia,sehingga manusia tidak hanya disebut sebagai homo sapiens dan homo loquens tapi juga disebut sebagai
homo errans. Membuat kesalahan adalah manusiawi dan tidak ada makhluk lain yang membuat kesalahan.
Hewan dan benda mati tidak berbuat kesalahan. Bila berbuat kesalahan dan berbicara adalah sifat unik dari manusia, maka untuk berbuat kesalahan dalam
berbicara atau kesalahan berbahasa semestinya menjadi penanda dari puncak keunikan manusia. DalamDalam usaha menguasai bahasa asing, seorang
pembelajar seringkali melakukan kekeliruan (mistake) dan kesalahan (error). Kekeliruan adalah suatu kesalahan yang disebabkan oleh kekhilafan semata. Oleh karenanya, kesalahan ini kecil kemungkinannya akan terulang lagi sebab sebenarnyayang bersangkutan telah mengetahuinya, misalnya salah ucap.Berbeda dengan kekeliruan, kesalahan muncul karena kurangnya kemampuan (competence) dari pemakai bahasa. Oleh karenanya, kesalahan ini sering terjadi berulang-ulang. Jadi dapat disimpulkan bahwa
kekeliruan (mistake) merupakan kesalahan yang terjadi karena kekhilafan sehingga bersifat sementara, sedangkan kesalahan (error) merupakan kesalahan yang terjadi karena kurangnya kompetensi pembelajar sehingga bersifat konsisten. Sebagaiman diungkapkan oleh James (1998: 78), bahwa: Jika pembelajar cenderung mampu untuk memperbaiki
kesalahan dalam outputnya, maka dapat diasumsikan bahwa bentuk yang ia pilih bukanlah bentuk yang dimaksudkan, dan kita bisa mengatakan bahwa kesalahan tersebut merupakan kekeliruan. Jika, di sisi lain, pembelajar dengan cara apapun tidak mampu untuk melakukan koreksi, kita mengasumsikan bahwa bentuk yang digunakan oleh pembelajar merupakan
bentuk yang dimaksudkan, dan itu adalah kesalahan.Di era globalisasi ini manusia harus mempunyai banyak keahlian, salah satu keahlian atau keterampilan ini adalah kemampuan berkomunikasi dalam bahasa Inggris. Bahasa Inggris adalah bahasa global, orang yang ingin maju harus bisa berkomunikasi menggunakan bahasa Inggris. Bahasa Inggris bisa jadi bukan merupakan bahasa yang banyak digunakan didunia, tetapi
Bahasa resmi disejumlah negara besar didunia. Bahasa Inggris adalah bahasa yang paling banyak digunakan di dunia. Ada 400 juta penutur asli dan 2 milyar orang mempelajarinya sebagai bahasa kedua. Ini berarti bahwa ada sekitar 2,4 milyar orang di dunia yang menggunakan bahasa Inggris.
Tata bahasa merupakan faktor yang memiliki pengaruh terhadap kemampuan berbahasa seseorang. Hal ini disampaikan oleh Burn (1997: 134), bahwa memahami tata bahasa yang
berbeda merupakan salah satu penghambat seseorang dalam berbicara. Perbedaan antara bahasa Ibu dan bahasa yang Inggris.Kemampuan Menulis kemampuan menulis merupakan salah satu kemampuan yang perlu diperhatikan guna meningkatkan kemampuan berbahasa seseorang. Menurut Akhadiah.
DePorter (2004:179) mengungkapkan bahwa Menulis merupakan aktivitas seluruh otak yang menggunakan otak kanan (emosional), dan otak kiri (logika). Otak kanan (emosional), mencakup : semangat, emosi, warna, imajinasi, gairah, ada unsur baru, dan kegembiraan. Otak kiri (logika), mencakup :perencanaan, outline, tata bahasa, penyuntingan,penulisan kembali, penelitian, tanda baca.jy keterampilan menulis merupakan salah satu dari
empat aspek keterampilan berbahasa. Nunan (1993:35) mengatakan bahwa menulis merupakan suatu aktivitas berbahasa yang rumit dan kompleks yang tidak hanya terjadi pada pembelajaran bahasa asing namun pada pembelajaran bahasa kedua dan bahkan bahasa pertama. JadiJadi, keterampilan menulis memang tidak hanya dirasa sulit oleh seseorang yang mempelajari suatu bahasa asing karena tidak hanya melibatkan unsur-
unsur bahasa seperti leksikal, sintaksis, dan semantik yang berbeda dari bahasa pertamanya selama ini, tetapi juga aspek menulis lainya. Power dan Hubbard (1991: 68-69) mendefinisikan keterampilan menulis sebagai sebuah media komunikasi seseorang dengan dirinya dan dengan orang lain pada tempat dan waktu yang berbeda.
Artinya bila seseorang menulis maka ia berusaha
untuk mengungkapkan maksud dan keinginannyadalam bentuk tulisan pada tempat dan masa yang berbeda dengan pembaca tulisannya.
Langan (2008:6) menyebutkan orang yang membaca apa yang kita tulis mungkin tidak mengenal kita, setuju dengan kita, atau mendukung kita. Jika ingin
berkomunikasi secara efektif dengan pembaca, kitaharus menyediakan bukti yang kuat untuk setiap ide yang diutarakan. Sehingga perbedaan mendasar antar menulis dengan berbicara adalah: dalam menulis,
setiap ide yang kita ajukan harus didukung dengan alasan-alasan khusus atau detil. DariDari teori di atas dapat disintetiskan bahwa bahasa
(dan budaya) yang berbeda memiliki pola wacana tulisan yang berbeda. Maksudnya bahwa pembelajar bahasa Inggris memiliki kecenderungan tertentu,
yang berasal dari bahasa ibu-mereka (native language), tentang bagaimana menata tulisan mereka.
Metode : adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dan tekhhik pengumpulan data dan observasi,yang mana saya melakukan penelitian secara langsung kepada siswa MA Al-mawasir lamasi kelas X IPA untuk membuat sebuah cerita dalam bahasa Inggris berdasarkan pengalaman mereka. Kemudian teks akan dikumpulkan setelah siswa menulis sebuah teks cerita tersebut. Setelah itu saya mengoreksi teks cerita  yang ditulis oleh para siswa tersebut dan menemukan kesalahan- kesalahan kata atau penempatan kata dan struktur kalimat yang tidak efektif. terhadap tata bahasa dalam bahasa Inggris.
Pembahasan dan hasil: berdasarkan hasil dari teks cerita yang ditulis oleh siswa MA Al-mawasir terdapat banyak kesalahan- kesalahan terhadap penempatan gramatikal atau tata bahasa daalam bahasa Inggris , diantara nya yaitu kosa kata, struktur dan tensis.kebanyakan siswa MA Al-mawasir lamasi kelas X IPA belum paham struktur atau penyusunan kalimat dalam bahasa Inggris, adapun struk struktur kalimat yang baik yaitu subjek + predikat +objek. Dalam penelitian ini beberapa siswa dari MA Al-mawasir belum paham terhadap struktur kalimat sehingga kalimat yang dihasilkan tidak sesuai dengan kaidah bahasa yang berlaku. Banyak siswa yang melakukan kesalahan dalam tata bahasa dalam bahasa Inggris berjumalah 75 %, dan 25% sudah mampu membuat kalimat dengan benar menggunakan kaidah tata bahasa yang berlaku.
Contoh : I go to market yesterday( saya pergi pasar kemarin). Seharusnya dalam kalimat tersebut kata go (verb1) harus diganti menggunakan kata went (verb2) karna kalimat ini merupakan kalimat lampau (past tense).
Contoh  : We are Saw the beach. Seharusnya kata are dihilangkan karna tobe (are) tidak harus ketemu dengan kata kerja lampau( Saw)
Perbaikan : we Saw the beach ( kami melihat pantai itu)
Contoh.  : I eats cake
Jika subjek tunggal seperti She,he dan it harusnya menggunakan kata es dibelakang kata kerja (verb) sedangkan subjek I, you ,they ,we tidak menggunakan tambahan kata es dibelakang kata kerja, untuk kalimat present tenses.
      Perbaikan : I eat cake (saya makan kue)

Disini membuktikan bahwa sebagian siswa. Belum paham terhadap penggunaan kata kerja (verb) dan tenses, dan struktur dalam sebuah kalimat dalam bahasa Inggris.
Kesimpulan :
Setelah melakukan analisis pada tingkat grammar dan wacana dapat ditarik kesimpulan bahwa mahasiswa ini harus memahami kembali subject-verb agreement lesson. Selain itu, mahasiswa ini juga belum memahami struktur sebuah paragraf.
Kesalahan-kesalahan yang ada lebih kepada pemahaman teknis dari bahasa target. Namu walaupun begitu ada juga sedikit bukti pengaruh bahasa ibu terhadap kesalahan yang mahasiswa tersebut buat.
Implikasi
Dari hasil penelitian di atas, maka implikasi untuk:
Hasil penelitian ini merupakan bahan acuan
untuk perbaikan dalam menguasai
keterampilan menulis dalam bahasa Inggris.
Hasil penelitian ini bisa dijadikan acuan dalam
menentukan penekanan materi pengembangan
keterampilan menulis dalam bahasa Inggis
seperti kompetensi yang dimiliki penutur asli.
Saran
Pelajar : Latihan akan membuat kemajuan. Latihlah terus kemampuan berbahasa Inggris dengan terus menerus, khususnya dalam hal ini keterampilan menulis.
Pengajar : Perhatikan pengajaran konsep dasar penulisan paragraf serta aspek gramatika yang cenderung menyulitkan atau malah dianggap sepele tetapi justru menjadi bumerang bagi pelajar yang ingin meningkatkan kemampuan berbahasa inggrisnya.
 REFERENSI
Brown, H. D. Principles of Language Learning and
Teaching. (4 Ed.). Longman: Addison
Wesley Longman, 2000.
Corder, P. The Significance of Learner’s Errors.
Richards, J.C. & Schmidt, R. 2002.
Longman Dictionary of Language Teaching
and Applied Linguistics. Pearson Education
Limited, 1999.
DePorter, Bobbi dan Mike Hernacki. Quantum
Learning : Membiasakan Belajar Nyaman
dan Menyenangkan. Bandung : Kaifa, 2004
Ellis, R. The Study of Second Language Acquisition.
(2 Ed). Oxford University Press, 2008.
James, Carl. Error in Language Learning and Use.
London: Longman, 1998.
Langan, John. College Writing Skills. McGraw-Hill
International, 2008.
Lyons, John. Language and Linguistics. Cambridge
University Press, 1981.
Moleong, Lexi J. Metode Penelitian Kualitatif.
Bandung: Rosdakarya.
Nunan David. Designing Tasks for Communicative
Classroom. USA: Cambridge University
Press, 1993.
Power, Brenda Miller dan Ruth Hubbard. Literacy in
Process. USA: Heinemann Educational
Books, 1991
Sridhar, N.S. “Contrastive Analysis, Error Analysis,
and Interlanguage: Three Phases of One
Goal.” In Kenneth Croft (Ed.), 1980.
Ur, Penny. A Course in Language Teaching.
Cambridge University Press, 1991.


Comments

Popular posts from this blog